Kepada Tuhan aku menyembah, kepada dirimu aku merindu
Api itu membuat malamku terang, dan api itu juga yang membuat hatiku gamang, api asmara kepadamu
Ketika air menyatu dengan minyak? apakah itu mungkin? atau itu sebagai perumpamaan hubungan kita? cair tak menyatu
Ketika lumbung padi tak terisi lagi, lalu apa yang petani kerjakan? ketika hati tak terisi lalu apa yang aku lakukan
Tatapnya..senyumnya..gerakannya..selalu ada dalam benak isi otak dalam tiap detik lamunanku
Pada malam aku bertanya, pada bintang aku bercerita, kepada bulan aku menangis...kenapa dirimu pergi meninggalkan aku
Dipersimpangan jalan itu aku meihatmu, perlahan bayanganmu menghilang, menghilang bersamanya yang meneduhkan hatimu
Aku adalah gelas kosong yang siap kau gunakan, gunakanlah gels itu sebagai wadah kasih sayangmu
Awan hitam itu telah menutup secercah harapan yang telah kau berikan kepadaku
Aku telah mencoba untuk mengatakan isi hatiku, aku mencoba untuk membuat rasa ini terbang bebas ke ruang udara
Aku telah memilih untuk memangis karena kecewa, aku tak mau tersenyum dalam sebuah kemunafikan dan harapan
Aku tahu luka ini tak akan selamanya ada, aku yakin luka ini akan hilang walau akan membekas
Aku mencoba belajar kepada secarik kertas putih arti sebuah cinta, cinta aku yang kosong untuk dijadikan sebuah cerita cinta romansa
Kucoba untuk membuka mata, kucoba untuk mendengar, kucoba untuk mencinta, dan aku coba untuk menerima keterbatasanku terhadapmu
Tuhan coba jelaskan kepadanya sebuah misteri yang selama ini terjadi, sebuah misteri yang takkan pernah kupecahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar